Warning: session_start(): open(/home/beritaseputarid/public_html/src/var/sessions/sess_932304f570b9bb084f8a44c1496e3554, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritaseputarid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritaseputarid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritaseputarid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Bakal Digelar Ritual Parisudha Bumi - beritaseputarid

Bakal Digelar Ritual Parisudha Bumi

1 day ago 1
ARTICLE AD BOX
Upacara yang bertujuan untuk pembersihan areal Gunung Agung itu akan digelar di tiga lokasi, yakni di tempat ditemukan korban, di Tirtha Telaga Mas, dan di Pura Pasar Agung pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (8/1).

Humas Pangempon Pura Pasar Agung I Wayan Suara, dikonfirmasi di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Sabtu (4/1), memaparkan, upacara parisudha bumi dilaksanakan pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (8/1), sesuai petunjuk Ida Pedanda Istri Jelantik di Gria Taman Sari Manuaba, Banjar Bencingah, Desa Duda, Kecamatan Selat.

Menurut Wayan Suara, untuk upacara di Tirta Telaga Mas, dan di lokasi ditemukan korban, mengandalkan pemandu lokal yang dibagi dua tim. Mereka akan didampingi pamangku.

Teknis upacaranya dipuput Ida Pedanda Gede Suyasa dari Gria Taman Sari Manuaba, Banjar Bencingah, Desa Duda, Kecamatan Selat, Ida Pedanda mapuja dari Pura Pasar Agung.

Seluruh biaya upacara tersebut ditanggung keluarga korban. Sejak ditemukan korban meninggal di dasar jurang kedalaman 100 meter, Jumat (3/1), berlaku larangan mendaki Gunung Agung baik wisatawan manca negara maupun lokal. Nanti akses pendakian kembali dibuka, setelah upacara parisudha bumi.

Mengenai biaya upacara yang sepenuhnya harus ditanggung keluarga korban, karena korban saat mendaki tanpa didampingi pemandu lokal. Padahal tiga pemandu Gunung Agung, I Putu Sudiantara, I Ketut Astika, dan Ni Ketut Kasih, telah menawarkan untuk memberikan pendampingan, tetapi korban menolak.

Jika wisatawan mendaki Gunung Agung didampingi pemandu lokal dan terjadi musibah, maka biayanya ditanggung pangempon Pura Pasar Agung.

Wisatawan Korea Selatan, Kyengdam Oh, yang mendaki melalui jalur Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, datang mengendarai sepeda motor Yamaha NMax silver DK 4201 KBI, Rabu (1/1), sendirian.

Korban status bujangan sehari-hari bekerja di perusahaan IT di Korea Selatan.

Wayan Suara juga mengingatkan sanksi bagi wisatawan yang secara diam-diam mendaki selama larangan mendaki Gunung Agung. “Jika ada yang melanggar larangan itu, dan terjadi musibah, maka upacara pembersihan ditanggung pihak bersangkutan, dan upacara dilaksanakan keluarga korban,” ucapnya.

Di bagian lain Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Suka Duka Pemandu Wisata Gunung Agung I Wayan Mertayasa, membenarkan berlaku larangan mendaki Gunung Agung hingga upacara parisudha bumi berakhir. “Ya, sudah ada pemberitahuan dari pangempon Pura Pasar Agung, diberlakukan larangan mendaki Gunung Agung dari jalur Pura Pasar Agung sejak Jumat (3/1),” kata Mertayasa.

Sebelumnya diberitakan, wisatawan asal Korea Selatan Kyeungdam Oh ditemukan di dasar jurang sedalam 100 meter di ketinggian 2.200 mdpl Gunung Agung dalam kondisi meninggal dunia, Jumat (3/1) pagi. Saat ditemukan posisi korban terbalik, kepala di bawah dan kaki di atas. Diduga korban jatuh saat lakukan pendakian seorang diri. Hal ini terlihat dari adanya ceceran darah di lokasi. 

Pantauan di lokasi, pacar korban hadir di lokasi penjemputan, hanya saja enggan turun dari mobil dan menolak diwawancarai dan menolak menyebutkan identitasnya. Salah satu teman korban menerangkan saat korban mendaki Gunung Agung sempat komunikasi dengan pacarnya di Korea Selatan, Rabu (1/1) lalu, namun kemudian hilang kontak. “Sempat bilang di Gunung Agung tidak menemukan binatang,” kata teman korban ini menirukan percakapan sang pacar dengan korban. 7 k16
Read Entire Article