Warning: session_start(): open(/home/beritaseputarid/public_html/src/var/sessions/sess_3b94fce0786feff71047a6fc9727da12, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritaseputarid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritaseputarid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritaseputarid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Banjar Padang Usung Ogoh-Ogoh ‘Sarwa Bhuta’ untuk Tahun Baru Caka 1947 - beritaseputarid

Banjar Padang Usung Ogoh-Ogoh ‘Sarwa Bhuta’ untuk Tahun Baru Caka 1947

2 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Ketua ST Dharma Pertapa, Putu Bagus Anom Santika, 23, menjelaskan bahwa proses pembuatan Ogoh-Ogoh sudah dimulai sejak awal Desember 2024 dan saat ini telah mencapai hampir setengah jadi. Menurutnya, Ogoh-Ogoh yang diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 25 juta ini akan menampilkan karakter tunggal dengan konsep yang menggambarkan wujud Bhuta Sarwa.

“Sarwa Bhuta kami wujudkan sebagai makhluk setengah binatang yang beranak, setengah binatang bertelur, dan setengah tumbuh-tumbuhan. Ini muncul sebagai dampak ketika manusia melupakan konsep Jagat Kerthi seperti membunuh hewan besar-besaran, menyiksa binatang, menebang pohon berlebihan, dan tidak menerapkan toleransi antarumat beragama,” jelas Anom.

Ia menambahkan, tema ini senada dengan visi Sad Kerthi Loka Bali dari pemerintah Provinsi Bali, khususnya fokus tema Jagat Kerthi tahun 2025, yang bertujuan menjaga keharmonisan hubungan antara semua makhluk.

Dalam pengerjaannya, ST Dharma Pertapa memilih konstruksi tradisional tanpa mesin untuk mempertahankan esensi klasik Ogoh-Ogoh. “Kami sengaja tidak menggunakan mesin agar kembali ke tradisi klasik, sehingga karya ini benar-benar menunjukkan jati diri seni Ogoh-Ogoh,” katanya.


Selain merancang Ogoh-Ogoh dengan konstruksi kokoh, Anom juga berharap agar persaingan antar-Seka Truna di tahun ini berlangsung dengan sehat. Ia mencatat kasus-kasus pembakaran dan perusakan Ogoh-Ogoh tahun lalu sebagai pelajaran berharga.

“Semoga tahun ini tidak ada lagi kasus seperti pembakaran, perusakan, atau pencurian bahan Ogoh-Ogoh yang merugikan banyak pihak. Mari kita saling menghargai proses kreativitas dari masing-masing Seka Truna,” harap Anom.

Lebih jauh, Anom juga mengapresiasi dukungan pemerintah Kabupaten Badung, khususnya dalam bentuk dana kreativitas. “Kami berharap anggaran untuk mendukung pembuatan Ogoh-Ogoh tetap berlanjut di masa depan karena ini sangat membantu ST dalam meningkatkan kreativitas.”

Saat ditanya tentang perlombaan Ogoh-Ogoh, Anom menyatakan pihaknya akan ikut berpartisipasi dalam kompetisi di Kabupaten Badung meski tidak berfokus pada target juara. “Kami hanya ingin berpartisipasi sebagai bentuk kebersamaan dan apresiasi terhadap seni,” katanya.

Dalam menyikapi perkembangan seni Ogoh-Ogoh setiap tahunnya, Anom mengakui perubahan sebagai hal yang wajar. Namun ia menekankan pentingnya menjaga pakem dan ciri khas Ogoh-Ogoh agar tidak kehilangan identitasnya.

“Sebagai ST, kami selalu memperhatikan hal-hal positif dalam berkarya. Semangat gotong royong dari anggota ST dan dukungan warga Banjar adalah motivasi besar kami. Tapi tetap, kami harus menyesuaikan karya dengan kemampuan agar hasilnya optimal,” tutup Anom. *m03

Read Entire Article